-->

Saturday, March 5, 2016

Ini Penyebab PT ANTAM Merugi 1.44T Rupiah


Metronews.co.id - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan lonjakan kerugian di sepanjang 2015 menjadi Rp1,44 triliun, naik sekitar 93 persen dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 743,53 miliar. Rugi bersih per saham juga naik dari Rp 78 per saham menjadi Rp 120 per saham di 2015. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta.

Apa yang dicatatkan laporakan keuangan jauh dari ekspektasi pelaku pasar. Apalagi, perseroan masih mencatatkan kenaikan angka penjualan. Sepanjang 2015, penjualan Antam tercatat Rp 10,531 triliun, naik 11,79 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp9,420 triliun. Namun, beban pokok penjualan juga tercatat naik dari Rp 8,627 triliun menjadi Rp10,336 triliun. Sehingga memangkas laba kotor perseroan dari Rp793,361 miliar menjadi Rp195,140 miliar.

Di sisi beban usaha tercatat, beban umum dan administrasi turun dari Rp783,695 miliar menjadi Rp776,280 miliar. Namun, penjualan dan pemasaran juga ikut turun dari Rp146,728 miliar menjadi Rp120,298 miliar. Sehingga rugi usaha juga naik dari Rp137,062 miliar menjadi Rp701,438 miliar. Namun, perseroan masih mencatat kenaikan total aset menjadi Rp 30,356 triliun di sepanjang tahun 2015, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp22,004 triliun.

Tahun ini, Antam mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (Capex) sekitar Rp 2 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi pabrik. “Dana capex akan digunakan untuk pembangunan tiga proyek utama ANTM, yakni proyek Anode Slime, Smelter Grade Alumina (SGA) Mempawah, dan proyek Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur (P3FH).”kata Dimas Wikan Pramudhito, Direktur Keuangan Antam.

Dijelaskan, anode slime adalah produk sampingan pengolahan tembaga. Anode slime yang selama ini diekspor ke luar negeri, bakal diolah menjadi emas di dalam negeri oleh Antam. Nilai investasi pabrik di Gresik, Jawa Timur itu berkisar US$ 40 juta. Sementara P3FH sudah mulai bisa dikebut pembangunannya karena ANTM sudah mendapat dana Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 3,5 triliun. ANTM mendapatkan PMN melalui aksi rights issue.

Total dana yang berhasil diperoleh ANTM dari aksi korporasi itu mencapai Rp 5,37 triliun, Nantinya, kapasitas produksi feronikel pabrik Halmahera Timur sebesar 13.500-15.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun. Seluruh dana PMN digunakan untuk pembangunan pabrik tersebut."Jadi kami masih memiliki dana sisa dari rights issue untuk belanja modal," kata Dimas.

Sementara untuk pabrik SGA di Mempawah, Kalimantan Barat, ANTM masih menanti partner. Perseroan sudah meneken kesepakatan dengan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) untuk mendirikan anak usaha patungan yang akan menggarap proyek itu. Perusahaan patungan itu juga akan dibentuk bersama mitra asing. Pabrik ini rencananya memiliki kapasitas sebesar 2 juta ton SGA per tahun. Kapasitas ini lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya, yakni 1,6 juta ton per tahun. Pembangunan SGA akan mulai dibangun pada tahun ini dan beroperasi pada tahun 2019. [OKZ]
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner