Metronews.co.id - JAKARTA – Setiap negara memiliki kualitas air berbeda satu sama lain. Untuk itu, cara penyelesaiannya termasuk penggunaan teknologinya pun harus disesuaikan. Berdasarkan data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), hanya 29 persen populasi di Indonesia yang memiliki akses air bersih di rumah. Lebih dari 50 persen masyarakat hidup dengan kualitas air buruk, terjangkit bakteri dan terkontaminasi. Di sejumlah provinsi, satu dari tiga rumah tak memiliki akses suplai air bersih.
“Dari data itu, kami memahami benar peliknya masalah-masalah yang bersumber dari air termasuk di Indonesia,” ujar Business Development Manager PT Afaflow Indonesia, Catherine Chew saat Peluncuran Showroom Best Water Technology (BWT) di Kemang, Jakarta, Jumat (16/9).
Melihat kondisi di Indonesia, BWT mencoba menyediakan teknologi perawatan air yang mutakhir yang telah disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Manfaatnya pun menyeluruh, bisa untuk rumah tangga, perusahaan maupun pribadi.
Sebelumnya, BWT juga telah menetapkan standar baru efisiensi dan keramahan lingkungan dalam teknologi pengolahan air, seperti mengenalkan produk pertama di dunia pada 2013, yakni E1. E1 merupakan sistem tuas penyaring tunggal yang memungkinkan penggantian filter dalam hitungan detik. Kemudian terdapat pula filter air anto-arsenik yang telah dikenalkan sejak 2010.
Sebagai informasi, BWT merupakan perusahaan air terkemuka di Eropa. BWT menyediakan teknologi dan pelayanan teknologi mutakhir untuk air minum, air farmasi, air olahan, air panas, didihan, dingin, air untuk sistem pendingin ruangan dan kolam renang.
sumber : republika.co.id